Dari Ibnu Abbas radhiallahu anuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْبَرَكَةُ تَنْزِلُ وَسَطَ الطَّعَامِ فَكُلُوا مِنْ حَافَتَيْهِ وَلَا تَأْكُلُوا مِنْ وَسَطِهِ
“Berkah
itu turun di tengah-tengah makanan, maka mulailah makan dari pinggirnya
dan janganlah mulai makan dari tengahnya.” (HR. Abu Daud no. 3772 dan
At-Tirmizi no. 1805)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dia berkata:
مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِلَّا تَرَكَهُ
“Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencela suatu
makanan sekalipun. Jika beliau menyukainya maka beliau memakannya, dan
bila beliau tidak menyukainya maka beliau meninggalkannya (tidak
memakannya).” (HR. Al-Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064)
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ
فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah sangat meridhai hamba-Nya yang membaca tahmid sesudah makan dan minum.” (HR. Muslim no. 2734)
Tahmid adalah bacaan: ALHAMDULILLAH
Bagian tengah diberi kekhususan dengan turunnya berkah, karena tempat
itu adalah tempat paling adil. Dan sebab dari larangan tersebut agar
seseorang yang makan tidak terharamkan baginya berkah yang berada di
bagian tengah. Dan juga termasuk di dalam hadits ini adalah: Apabila
yang makan lebih dari seseorang, lalu seseorang di antara mereka ada
yang mendahului mengambil di bagian tengah makanan sebelum bagian
pinggirnya, maka dia telah melakukan adab yang jelek kepada mereka dan
mementingkan diri sendiri untuk suatu yang baik selain dari mereka,
wallahu a’lam. (Lihat ‘Aun Al-Ma’bud: 10/177)
Adapun mencela
makanan maka seperti dengan ucapan: Terlalu asin, atau kurang asin,
kecut, tipis, keras, kurang matang, dan lain sebagainya. Demikian yang
diterangkan oleh Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim (13/22)
Mencela makanan ini dilarang dengan dua alasan:
1. Makanan adalah ciptaan Allah yang tidak boleh dicela.
2. Mencela makanan akan menyakiti perasaan pembuat makanan hingga dia bersedih dan tersinggung.
Sementara membaca hamdalah setelah makan maka itu merupakan bentuk
kesempurnaan makanan tersebut. Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata,
“Membaca basmalah diawal makan dan minum dan membaca Alhamdulillah
setelah selesai, mempunyai pengaruh yang sangat mengagumkan baik pada
manfaatnya, kebaikan, dan dalam mencegah kemudharatan. Imam Ahmad
mengatakan, Apabila dalam makanan telah terkumpul empat hal, maka dia
telah sempurna: Apabila menyebut nama Allah di awal makan, Alhamdulillah
setelah makan, makan berjamaah, dan dari makanan yang halal.” Lihat
Zaad Al-Ma’ad (4/232)
Wallahu A'lam Bisshawab
Wassalam
Sumber : Sunnah Poster
Tidak ada komentar:
Posting Komentar